Minggu, 22 Desember 2013

THE MIRACLES OF LOVE*



Khairul Umam*
Rosulullah SAW bersabda, ”Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Setelah kita membaca hadist tersebut, mungkin yang terbersit dalam benak kita adalah sesuatu yang nigatif dan harus dijauhi. Benarkah demikian? Bolehkah kita bercinta?
Hadist yang disampaikan oleh rosulullah tersebut merupakan pesan bagi kita semua untuk berhati-hati dengan yang namanya “cinta”. Namun,  bukan berarti kita harus menjauhinya. sebab cinta adalah anugerah dari allah SWT kepada hamba-Nya.
Pada dasarnya, cinta itu boleh kepada siapapun, asalkan cintatanya tersebut tidak melebihi cintanya kepada allah dan rosulnya, seorang laki-laki mencintai perempuan dan perempuan mencintai laki-laki merupakan suatu hal yang wajar dan normal. Asalkan, cintanya tersebut karena allah dan rosulnya.
Sehingga, jika landasan cinta kita karena allah dan rosul-Nya, maka apapun yang telah ditentukan aturan dan hukum-Nya,  kita harus mentaatinya. Jika sebaliknya maka kecelakaan dan kesengsaraan yang akan kita dapatkan, sebab akan mudah mengantarkan kita  terjerumus pada lembah-lembah kemaksiatan. Oleh karena itu penting untuk kita telaah kembali tentang cinta. Kepada siapa kita cinta? Kemudian karena siapa kita cinta?
Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya cinta (love) kasih, namun kebanyak cinta disalah arti dan gunakan. ungkapan “I LOVE YOU” menjadi aku cinta wajahmu, aku cinta kekayaanmu, aku cinta fasilitasmu, aku cinta jabatanmu. Aku cinta uangmu, aku cinta cantik jelitamu, dll.
Laksana kisah cintanya Romeo dan Juliet yang sama-sama bunuh diri karena tidak mau ditinggalkan oleh pasangannya. Ini berarti bahwa mereka hanya mencintai tubuh pasangannya saja, mereka tidak mencintai jiwa pasangannya. Mereka tidak sadar bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja.
Sehingga dampak dari salah mengartikan dan penyalah gunaan cinta berakibat pada cinta buta, pergaulan bebas, kebebasan hubungan diluar nikah dengan alasan asalkan suka sama suka berarti halal, sehingga realita yang ada banyak perempuan yang hamil di luar nikah dan bahkan pada usia yang masih bisa dibilang  muda. Mereka telah melakukan hubungan suami istri di luar nikah, dengan alasan mereka melakukannya demi cinta. Apakah benar yang mereka katakan itu adalah cinta? Bagaimanakah pandangan Islam terhadap cinta? Apa saja keistimewaan dan mukjizat cinta?

Cinta dalam islam?
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Dalam kitab “Raudhah Al Mahbub min Kalaam muharrik Al Quluub”, mengatakan : “Cinta ibarat pohon yang tumbuh di hati. Tonggaknya adalah menghinakan diri di hadapan yang dicintai, batangnya adalah ma’rifat kepada-Nya, sedangkan dahannya adalah rasa takut, daunnya adalah rasa malu, buahnya adalah taat, air yang menyburkannya adalah dzikir kepada-Nya, maka tatkala cinta kehilangan salah satu di antara hal-hal tersebut, hilanglah sifat kesempurnaannya”
Jika semua komponen-komponen pohon tersebut menyatu dan tidak terpisah maka akan dapat menghasilkan pohon yang kuat dan buah yang segar, begitupun cinta jika semua komponen-komponen cinta itu menyatu maka akan dapat melahirkan kekuatan cinta yang sangat luarbiasa.
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."( Ali-’Imran : 14)
Kemudian rosulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: "Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat" (HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi)
Jadi, Cinta adalah timbul rasa kasih dan sayang dari lubuk hati yang paling dalam, sehingga efek dari cibta tersebut akan terlahir sikap rela berjuang dan berkorban tanpa mengharap imbalan apapun dan dari siapapun kecuali imbalan yang datangnya dari Allah SWT.
dimaksud kasih sayang disini dalam Islam adalah kasih sayang yang didasari atas asas Iman dan Taqwa. Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut term (istilah) Islam belum akan diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
            Kemudian langkah selanjutnya kita ketahui juga adalah (The Maracle's of Love)"Mukjizat-Mukjizat Cinta" Apa saja? 
 
                    Cinta itu suci dan menyucikan
Sejatinya cinta adalah sesuatu yang suci murni yang  merupakan anugerah dari Allah Swt yang dipersembahkan kepada hamba-Nya. Suatu benda dikatan suci apabila tidak bercampur dengan barang-barang yang bisa menyebabkan ia najis. Begitupun juga dengan cinta. Cinta akan menjadi kotor dan najis apabila terdorong oleh hawa nafsu
Akan tetapi Cinta dikatakan suci apabila bersumber dari hati  yang tulus ikhlas bukan berdasarkan pada hal-hal yang bersifat dunia, akan tetapi Yang terpenting dalam membina hubungan ini adalah dengan menggunakan akhlak yang baik, ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah SWT.
Maka dengan cinta yang tulus dan ikhlas seseorang akan terbebas dari pikiran-pikiran yang nigatif. Sebab dengan adanya ikatan cinta yang berlandaskan atas asas iman dan taqwa kepada allah maka akan menjadi pelindung dan prisai bagi diri seseorang.
  
                        Melahirkan kekuatan
Kekuatan cinta akan melahirkan semangat yang luar biasa, semangat untuk mempertahankan, menjaganya, melindunginya, memberikan yang terbaik buatnya, dan selalu memotivasinya.
Sebagaimana tertera pada bait puisi karya Habiburrahman El Shirazy, dalam novel, Ketika Cinta Bertasbih, novel yang cukup fenominal, pembangun jiwa dan bestseller;
Cinta adalah kekuatan, Yang Mampu Mengubah Duri Menjadi Mawar , Mengubah Cuka Menjadi Anggur, Mengubah Malang Menjadi Beruntung, Mengubah Sedih, Menjadi Riang, Mengubah Iblis Menjadi Malaikat, Mengubah Sakit Menjadi Sehat, Mengubah Kikir Menjadi Dermawan, Mengubah Kandang Menjadi Taman, Mengubah Penjara Jadi Istan.

 Mewujudkan sifat berani
            Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan butuh keberanian. Begitupun juga untuk mewujudkan rasa cinta kita kepada seseorang maka butuh keberanian. berani mengungkapkan, berani bertanggungjawab dan bahkan berani untuk menerima apa adanya bukan ada apanya.
            Bukanlah dikatakan seorang pemberani jika putus asa, kecewa, merasa tidak punya harapan hidup lagi, ketika mengetahui bahwa ungkapan cintanya ditolak oleh seseorang. Akan tetapi dengan cinta yang sungguh-sungguh maka akan tumbuh sifat berani. Berani berjuang, berkorban untuk mendapatkannya. Sebab cinta butuh perjuangan dan pengorbanan.
            Sebagaimana kisah cintanya Nabiyullah Yusuf as kepada tuhannya, betapa karena dilandasi keimanan dan ketaqwaan beliau rela dijebloskan ke penjara, karena tidak memenuhi permintaan zulaikha, ketika zulaikha merayunya untuk bercumbu memadu kasih dengannya. Beliau tahu bahwa ajakan zulaikha adalah ajakan syaitan yang akan menjerumuskan nabi yusuf pada jurang yang kenistaan dan kemaksiatan.

            Mendorong penampilan indah dan rapi
Seseorang yang telah merasakan jatuh cinta pasti ia akan mempersembahkan yang terbaik buat sesuatu yang ia cintai apapun bentuknya sebab landasan mereka adalah “Allah Itu Indah Dan Menyukai Yang Indah-Indah”.
 Jika kita betul-betul cinta kepada  rosulullah SAW sebagai kekasih allah, apapun yang telah beliau contohkan maka kita harus mengikutinya, sebab rosulullah SAW bersabda;
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian adalah yang paling bagus akhlaqnya”. (HR. Al-Bukhari).
Dengan demikian sahabat sekalian, sungguh luar biasa keistimewaan cinta jika didasari atas asas iman dan taqwa kepada Allah SWT,  jadikanlah “cinta” itu sebagai media yang dapat mengantarkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagai media penghalang dari kemaksiatan, sehingga jika kita “cinta” karena Allah dan Rosul-Nya maka Allah dan Rosul-Nyapun mencintai kita.

*Penulis adalah mantan presiden BEM dan anggota API, dan tinggal di http//best-umam.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar