Kamis, 17 Februari 2011

“SUKSES” BERCERMIN PADA KERANG

Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemaren maka beruntunglah orang tersebut, barang siapa yang hari ini sama dengan kemaren maka termasuk orang yang rugi, dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemaren maka termasuk orang yang celaka, begitulah Sabda Nabi Muhammad SAW. Dalam salah satu haditsnya.

Percayalah…..!
Sukses, merupakan impian bagi setiap orang yang sempurna akalnya. Namun, anehnya masih banyak orang yang tidak percaya dengan potensi yang dimiliki dirinya sendiri, justru lebih percaya dan bangga dengan kemampuan orang lain. Sehingga begitu melihat oarang lain sukses dan berkembang mereka minder, merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain, seakan tidak percaya bahwa tuhan menganugrahkan akal yang dapat digunaka untuk berfikir, padahal dalam islam sendiri mengatakan bahwa manusia itu memiliki potensi dasar (fitrah) yang berupa insting, nafs, krakterstik, hereditas, intuisi dan bakat. Menurut baratpun menilai manusia itu tidak jauh berbeda dengan islam, mereka berpendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang aktif artinya mahluk itu merupakan mahluq yang didalam dirinya terdapat kecendrungan dan naluri untuk membentuk dirinya (LANGVELD).
Dengan demikian sudah jelas bahwa ada banyak peluang bagi kita untuk menumbuh kembangkan seluruh potensi yang kita miliki. Peluang untuk menjadi suksess sangatlah mudah bagi kita dengan syarat do’a, ikhtiar, dan keinginan yang tinggi harus tetap kita tanamkan sehingga tidak hanya bangga dan terlena dengan potensi orang lain. Tetapi kita juga yakin bahwa kita juga punya potensi yag tidak kalah saing. Yag suatu saat nanti kita akan menuai dak memetik hasilnya.
Namun, ada suatu hal yang perlu kita garis bawahi mengenai sukses, yaitu jagan sampai kita salah dalam memaknai sukses itu sendiri. Sebab di salah satu sisi sukses itu bernilai positif bagi kita. Yaitu dengan harapan sukses setidaknya menjadi target dan motivasi bagi kita untuk mencapai sesuatu yang ingin kita capai, sehingga dengan demikian akan lahir semangat baru dan mujahadah yang kuat dalam berusaha.
Di sisi yang lain, justru bernilai nigatif. Itu terjadi jika kita salah dalam menafsirkan apa itu sukses?
Yaitu ketika kita hanya beranggapan bahwa sukses itu adalah tujuan akhir atau puncak dari segala sesuatu yang mesti kita dapatkan. Contoh, ketika lulus ujian akhir nasional, mendapatkan juara dalam lomba,mendapatkan rengking kelas, lulus ujian PNS bagi calon pegawai, naiknya jabatan dan bertambahnya gaji, dan lain-lain. Sehingga apa yang terjadi jika semua impian tersebut tidak behasil didapatkan? Bisa saja, stress, depresi, gila, bahkan bunuh diri.
Sukses itu tidak bisa serta merta kita dapatkan tanpa adanya sebuah aplikasi yang konkrit. Karena sukses itu tidak lain merupakan sebuah proses. Proses itu perlu adanya sebuah tindakan. Orang yang mau berproses maka orang tersebut tergolong pada orang yang sukses, sedangkan orang yang gagal yaitu ornga yang tidak mau berproses sama sekali.

Bercermin pada kerang
Setidaknya kita bisa bercermin pada seekor kerang kecil. Yang hidupnya di sungai. Yang menurut akal tidak ada sesuatu hal yang luar biasa dari hewan kecil tersebut. Namun di balik kekecilannya terdapat sebuah teladan yang patut kita tiru, dari kesungguhan dan kesabarannya dalam berusaha.

Layaknya, jamil azzaini seorang inspirator muslim dan seorang interpreniur muda, yang pada awal mulanya dia merupakan seorang anak yang terlahir dari keluarga miskin. Dia hidup bersama keluarganya di tengah hutan belantara –kebun sawit- di Lampung, rumahnya rapuh hampir roboh munggunakan bambu untuk mengokohkan kembali rumahnya,. Di belakang rumahnya terdapat aliran sungai tempat ia memancing setiap hari.
Penghasilan keluarganya hanya cukup untuk beli beras. Setiap hari dia hanya makan nasi dan garam sebagai bumbu nasi yang tawar. Namu dialah –jamil- yang tidak mau hidup seperti ini terus, banyak akal untuk menutupinya. Di selalu menyisihkan sebagian nasinya untuk dibawa ke sungai dan dijadikan sebagai umpan agar supaya ikan kecantol di mata pancing, setiap ia mendapatkan ikan ia langsung bakar dengan dibumbui kecap dan langsung dimakan, begitulah berulang kali setiap ia mau makan.
Pada suatu hari di saat ia asyik memancing di dekat rumahnya, ayahnya datang menghampirinya. Lalu ayahnya menawarkan diri. Hai anakku…! Maukah kamu mendengarkan cerita bapak? “Mau yah… jawabnya. Tahukah kamu proses terjadinya sebuah berlian yang berupa mutiara itu? Tidak yah..! baik kalau begitu dengarkanlah cerita ayah.
“ di saat kerang muda mencari makan ia bergerak untuk pindah, ia akan membuka cangkang penutup badannya, buka tutup, buka tutup. Suatu hari di saat cangkang itu terbuka, satu butir pasir masuk kedalam cangkang kerang itu. Sang kerang muda menangis sambil memangi-manggil ibunya. “bu sakit bu..ada pasir masuk kedalam tubuhku. Sang ibu menjawab “ sabar ya nak, jangan pedulikan sakit itu, bila perlu berikanlah kebaikan pada sang pasir yang menyakitimu itu.” Kerang mudapun menuruti nasehat ibunya. Ia menangis, tapi air matanya ia gunakan untuk membungkus pasir yang masuk kedalam tubuhnya. Hal itu terus menerus ia lakukan. Dengan balutan air mata itu, rasa sakitpun berangsur berkurang bahkan hilang sama sekali. Beberapa saat kemudian kerang itu panen. Kerang yang ada pasirnya dipisahkan dengan kerang yang tidak ada pasirnya. Kerang tak berpasir dijual secara obral di pinggir jalan menjadi ‘kerang rebus.’ Sedangkan kerang yang berpasir dijual ratusan bahkan ribuan kali lipat lebih mahal. Mengapa begitu? Karena butiran pasir berbalut air mata yang ada di dalam kerang itu telah berubah menjadi inti mutiara.”
Nah, seorang jamil azzaini ini terinspirasi dari cerita ayahnya tersebut. dia tidak pernah mengeluh terhadap semua cobaan yang menimpanya, walaupun di saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar sering menjadi bahan ejekan dan cemohan teman-temannya, karena dia tidak mau seperti kerang rebus yang dijual secara obral di pinggir jalan. Melainkan dia selalu mampu menghadapi cobaan tersebut dengan senyuman bahkan mampu memberikan manfaat kepada orang lain walaupun tatkala cobaan sedang menimpanya. Sehingga dia sekarang merasakan hasinya. Menjadi orang yang sukses, seorang inspirator muslim, seorang interpreniur muda. Sering di undang untuk mengisi seminar, pelatihan, workshop dll. Dan juga dia sekarang sudah mempunyai lembaga dengan murid yang jumlahnya ribuan. Sungguh luar biasa.!

Pasti bisa....!
Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin tidak bisa kita lakukan, Dan kita raih. selama masih ada kemauan dan usaha dari kita. Kita sebagai manusia (Hamba Allah) hanya bisa berproses sedangkan hasilnya Allah-lah yang menetukan. Maka dari itu, mari kita raih impian yang selama ini kita impikan dengan seluruh tenaga dan kemampuan yang kita miliki, yakinlah pasti bisaa..! dimana ada kemauan di situ pasti ada jalan, “where there is a will that is there is a way.” Wallahua’lamu.


Surabaya, 12 februari 2011

Oleh:
Khairul umam
Api member’s
(asosiasi penulis islam)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar