Jumat, 11 Februari 2011

KRITIK “ANDAI AKU GAYUS TAMBUNAN”

Andai aku Gayus Tambunan… yang bisa pergi ke Bali.. semua keinginannya…pasti bisa terpenuhi….lucunya di negri ini …hukuman bisa dibeli…kita orang yang lemah …. Pasrah akan ke adaan….
  Mengenai Bona
Pernyataan di atas merupakan sebuah cuplikan lirik lagu “Andai aku gayus tambunan” yang diciptakan oleh Bona Papatungan 23TH asal Gorontallo. Bona harus meringkuk di penjara karena kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pengadilan Negri setempat memvonis Bona tujuh Bulan penjara, untuk kasus tersebut, “saya masuk (penjara) sejak 11 maret (2010) dan keluar oktober (2010).” ( JAWA POS, RABU 19 JANUARI 2011).
Nama Bona Papatungan akhir-akhir ini cukup di kenal oleh publik atas idenya merilis sebuah lirik Album yang bejudul “ Andai Aku Gayus Tambunan” judul tersebut merupakan salah satu dari sepuluh lagu yang dirilis, yang tidak lain semuanya menggambarkan tentang kehidupan dalam penjara. Dan proses hukum di indonesia yang masih pilih kasih.
Bona menciptakan lagu tersebut bukan berarti ingin menjadi orang yang terkenal hingga papan atas, atau agar namanya dikenal oleh banyak orang sehingga orang akan tertarik dan berduyun-duyun minta tanda-tangan kepadanya. Akan tetapi lagu tersebut merupakan bentuk aktivitas Bona sebagai bentuk kritik bagi para penegak hukum yang selama ini ternyata masih pilih kasih dalam menerapkan aturan.
Namun, anehnya penegak hukum (pemerintah) tidak merasa malu dan sadar dengan lagu tersebut, justru mereka bangga karena telah mempunyai alumni Binaan Lapas mampu lebih mengungkapkan suatu bentuk kekecewaannya. Ini menunjukkan suatu indikasi bahwa pemerintah kita kurang cerdas dan kurang bijak. Bangga, menerima dan pasrah begitu saja. Setidaknya dengan adanya lagu kritikan tersebut harus menjadi cambuk bagi pemerintah dalam menegakkan hukum untuk lebih adil dan bijaksana lagi kedepannya. mengapa harus? Kita lihat realita penegakan hukum yang ada.
Hukum lucu….?
Hukum tetap saja hukum, tidak pandang bulu, siapapun yang melanggar, entah Pemerintah, Pejabat, Walikota Gubernur, Pemerintah Daerah hingga rakyat kecil sekalipun. hukum harus tetap di tegakkan dengan adil dan bijaksana, jangan mentang-mentang karena hanya rakyat kecil yang di anggap tidak tahu apa-apa hukum baru ditegakkan tanpa toleransi, sedangkan rakyat yang sudah punya posisi tinggi-pemerintah-masih ada pertimabangan sana dan pertimbangan sini,sehingga yang terjadi adalah hukum yang selama ini kita anggap sebagai tolak ukur dalam bertindak malah menjadi suatu hal yang tidak beharga dan tidak ada artinya.
Sebagai contoh kita lihat kasus yang sedang mecuat sekarang ini, kasus pembelian hukum yang dilakukan oleh gayus kepada penegak hukum, sehingga yang seharusnya gayus meringkuk didalam sel tahanan justru bisa keluar dan rekreasi kemanapun dia suka, untuk kasu ini. Gayus Halomon Tambunan terdakwah kasus mafia pajak yang akhir-akhir ini selalu membuat publik tercengang, bagaimana tidak?
           Ia, (gayus) bisa keluar dari tahanan dan kabur ke singapura dia berada di sekitar Orchard Road, dan beli makanan di Lucky Plaza. Tempat orang-orang indoinesia biasa lalu lalang. Dan yang membuat orang semakin terbelalak dengan permainanya ketika ia di tahan, tai tiba-tiba muncul di depan publik Bali dengan mengenakan Wig. Yang menurut Presenter Radio Farhan, Tak membuatnya lebih keren, Gayus H. Tambunan muncul di arena tennis. (REPUBLIKA, JUMA’AT 21 JANUARI 2011).
          Bahkan tak cuman sekali itu saja dia kabur dari tahanan, ia bahkan sempat ke Makau dan Singapura dengan paspor bernama Soni Laksono tentu dengan Wig ‘Bodoh’ itu pula. (REPUBLIKA, JUMA’AT 21 JANUARI 2011).
Tidak puas dengan skenario-skenario tersebut, dia bertindak pada skenario yang lain. Gayus Tambunan ternyata memilki banyak skenario licik untuk memuluskan pelariannya, pecatan PNS DIT JEN pajak itu bahkan sudah merencanakan hengkang ke Guyana dengan perantara Jhon Grace More, warga Negara AS sebagai Broker Paspornya. Sebuah Negara di kawasan Amerika Latin, Guyana merupaka salah satu negara dengan sistem paspor yang belum canggih. Dia cukup jeli memilih guyana. Sebab, mayoritas warga negara bernama republik kooperatif, guyana itu memang berasal dari keturunan Etnis Hindustan (43 persen) yang warna kulit dan wajahnya tak jauh berbeda dari tipe orang indonesia.
           Tak ada rotan akar pun jadi, skenario pertama gagal, maka pindah pada skenario kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. Begitulah Ritme kehidupan Gayus seorang terdakwah mafia pajak dalam menguji keadilan pemerintah dalam menegakkan hukum, tebukti sudah dengan kasus di atas bahwasanya pemerintah masih kurang bijak dan adil dalam menegakkan hukum, sehingga wajar saja dan sah-sah saja jika (Bona) menciptakan sebuah syair lagu “Andai Aku Gayus Tambunan.” Yang merasa tidak diberlakukan dengan adil ketika membandingkan pengalamannya dengan gayus, meski lirik itu diciptakan sebelum vonis di jatuhkan untuk gayus. lagu itu masih “merdu” didendangkan setelah gayus menerima putusan PN jakarta selatan.
Kapan Negri ini akan sejahtera? Jika pemimpinnya sendiri tidak adil. Jangan mimpi untuk mensejahteraka dan meningkatkan taraf hidup bangsa jika fenomena ketidak adilan terus tejadi. Oleh karena itu, maka terlebih dahulu rubahlah pradigma ketidak adilan sang pemimpin menjadi pradigma keadilan, di samping itu juga diperlukan keberanian dari sang pemimpin dalam menegakkan kebenaran dan memerangi kebatilan.
Pemimpin Harus Berani
          Dengan demikan, salah satu upaya untuk mensejahterakan kehidupan Bangsa. Maka “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” harus benar-benar ditegakkan, agar terhindar dari kecemburuan sosial. Upaya tersebut akan terlaksana jika pemimpin memliki sikap positif yaitu Berani (Syaja’ah) Berani karena memiliki keimanan dan kebenaran yang kokoh.
Seorang pemimpin harus berani mengambil kebijakan dan menegakkan keadilan. Keberanian disini tidak boleh dilandasi oleh sikap ragu sedikitpun, akan tetapi harus tegas dan cerdas dalam mengambil kebijaksanaan yang pro pada kemaslahatan masyarakat dan bangsa.
Kebenaran Iman, Ilmu dan Amal Shaleh harus menjadi landasan utama atas kebernian pemimpin. Serta keteladanan yang baik adalah pemimpin yamg mampu mengubah masa depan bangsa menjadi lebih baik. Semoga dengan keberanian pemimpin dalam mengambil kebijakan dan menegakkan keadilan tidak akan lagi melahirkan tikus-tikus berdasi. Melainkan akan melahirkan bangsa yang Aman, Sejahtera, Tentram dan Sentosa. Amin. Wallahu a’lamu.
Surabaya, 05 januari 2011
Oleh:khairul umam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar