Selasa, 14 Juni 2011

“BUKU” SEBAGAI AGEN OF CHANGE



Dalam Al-quran Allah memperkenalkan kita Iqra’ (surat Al-alaq:96) yaitu “Bacalah” baik membaca ayat-ayat allah yang tersurat maupun yang tersirat. Ayat tersebut merupakan sebuah ajakan kepada kita selaku Hamba Allah untuk senantiasa membaca. apakah kita sudah termasuk hambanya yang memenuhi ajakan tersebut?
Cintailah Buku
Sebuah Tradisi keilmuan tidak terlepas dari yang namanya membaca dan menulis. sebagai aktor utama dari tradisi tersebut adalah buku. seorang ilmuan, penulis, penyair, dan sebagainya pasti proses awalanya adalah membaca.
pertanyaanya bagaimana agar kita gemar membaca ? maka salah satu jawaban sederhananya yaitu cintailah buku. maka dengan cinta akan tumbuh rasa keingin tahuan. akan semakin penasaran untuk mengetahui lebih mendalam. yang namnya cinta apapun akan pasti akan dikorbankan laksana kisah cintanya laila dan majnun yang rela -mati- demi kobaran api cintanya.
begitupun juga cinta terhadap buku, namun cinta disini tidak hanya sekedar senang mengoleksi buku sebagai hiasan rak. atau untuk dipajang di lemari, melainkan untuk dibaca.
Buku tidak akan memberikan manfaat  apabila kita tidak pernah membacanya. Jadi salah satu bukti rasa  cinta kita terhadap buku adalah  memanfaatkannya dengan membaca. Sehingga akan  dapat menangkap makna dan hikmahnya.
Manfaat
Banyak orang mengatakan bahwa, jika kita ingin membuka jendela dunia. Maka “bukalah” buku, karena buku adalah jendela dunia. Kita bisa melihat keluar. suatu pemandangan yang berbeda dan baru dengan apa yang ada dalam pikiran kita saat ini.
Membaca buku berarti kita telah membuka cakrawala. Membaca buku berarti kita menyelami dunia lain. Sebuah dunia pikiran orang lain. Karena setiap orang mempunyai pikiran yang berbeda. Setiap kali membaca berarti kita telah menyelami berbagai pikiran yang dapat memberikan kontribusi pengetahauan  baru. Sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan.
Ada tiga manfaat buku yang dapat kita ambil. Pertama, sebagai “sumber pengetahuan” ilmu pengetahuan, ide, kreativitas, bersumber dari buku. Misalkan, coba kita tanyakan seorang trainer, kenapa anda sukses menjadi trainer handal? Pasti jawabannya tidak akan jauh dari “karena membaca”  jadi buku merupakan media yang dapat mengantarkan orang mejadi “orang.”
Katakanlah, kita ingin menguasai ilmu  biologi, maka bacalah buku yang berkaitan dengan ilmu biologi, karena di dalam buku tersebut kita akan menemukan  pengertian biologi, apa manfaat mempelajarinya? Hal-hal apa saja yang perlu kita ketahui? Sehingga ketika kita sudah mengetahui semuanya. Kita aplikasikan dalam kehidupan, misalnya dengan cara senang memelihara binatang , dan merawat tumbuh-tubuhan.
Itulah sebenarnya hakikat al-quran  yang tidak hanya cukup untuk dibaca, melainkan untuk digali maknanya, dipahami, diambil pesan pentingnya, sehingga dapat mengaktualisasikannya dalam setiap sisi kehidupan. Agar  mendapatkan arti dan nilai kehidupan yang hakiki yang tak ternilai harganya.
Kedua, sebagai “Sumber Informasi”  buku juga mnerupaka media untuk mengeksplorasi informasi, namun sedalam apapun informasi yang dieksplorasi, hanyalah sebatas wacana. Tapi, walaupun hanya demikian, setidaknya informasi tersebut dapat memperkaya kehidupan kita.
Ketiga, sumber “inspirasi” setelah kita membaca “buku” pasti kita akan mendapatkan sebuah inspirasi, misalkan kita dihadapkan dengan sebuah masalah yang cukup rumit pemecahannya. Maka coba kita baca buku yang kira-kira ada kaitannya dengan masalah yang kita hadapi. kita bandingkan dengan masalah kita. Kemudian kita cari bagaimana solusianya.
Sekadar contoh, coba baca Novel KCB (Baca, Ketika Cinta Bertasbih) karyanya Habiburrahman El-shirazi. Yang di dalamnya menceritakan tentang keuletan seorang mahasiswa bernama Abdullah Khairul Azzam. Dia rela bekerja keras demi biaya kulyah dirinya, bahkan biaya pendidikan adik-adiknya di rumah. secara logika sebagai mahasiswa al-azhar yang merupakan universitas tertua dan terkemuka di dunia ini. Dan Tidak mudah bagi seseorang bisa diterima di universits tersebut. akan gengsi kulyah sambil kerja, apalagi jadi penjual tempe. Tapi,  bagi “Azzam” panggilannya dalam novel tersebut, “Tidak.” Karena hidup merupakan ibadah dan perjuangan  baginya.
Sebuah inspirasi yang dapat kita ambil dari novel tersebut adalah memberikan gambaran hidup, motivasi hidup, dan penyemangat hidup. Sehingga bagi pembaca (yang senasib) akan berpikiran ternyata ada  orang yang mengalami nasib sama seperti kita dan ternyata bisa menjadi orang sukes.
Raih mimpi
Dengan demikian, mari kita budayakan membaca. Tanamkan dalam diri kita bahwa Tiada hari tanpa membaca. Kita ciptakan rumah baca. Sebagai bentuk kepatuhan kita kepada allah SWT. dengan memenuhi perintahnya yang berupa iqra’(bacalah). Karena dengan membaca kita bisa merubah hidup kita. Dan  akan mudah  meraih mimpi kita. Wallahu a’lamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar