Rabu, 16 Januari 2013

perubahan prilakun organisasi pendidikan

PENDAHULUAN
Alasan pertama mengapa sebuah organisasi itu dituntut untuk berubah karena hal itu mutlak untuk dilakukan. apalagi dalam dunia pendidikan, siapapun yang mempertahankan cara-cara lama maka ia tidak akan bertahan. Kemudian alasan yang kedua karena perubahan membawa pembaharuan. Dengan mengubah diri sendiri/organisasi, maka kita tidak akan terasing dari dunia luar sehingga dapat membawa pembaharuan. Alasan yang terakhir adalah karena perubahan memberikan harapan. Siapapun yang menjajikan perubahan tentu akan memberikan harapan, akan tetapi semua belum tentu mampu mengendalikan perubahan itu sendiri.
Perubahan organisasi merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi perubahan tersebut meliputi. struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya kerja. Perubahan sebagaimana yang diinginkan reformasi birokrasi bukanlah proses sederhana. Disamping itu, perubahan berpeluang memunculkan resistensi pada individu di dalam organisasi. Transparansi proses, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam proses perubahan akan dapat mengurangi resistensi. Organisasi, sedang dan akan terus mengalami perubahan yang semakin cepat, walau arah perubahannya tidak mudah untuk diprediksi, para manajer dan pembuat keputusan perlu lebih memahami kemana angin perubahan bertiup. Karena setiap waktu hal itu bisa menentukan hidup matinya organisasi mereka. Dengan kata lain, mereka harus mampu menganalisa faktor-faktor pemicu perubahan organisasi.
Sebenarnya, organisasi selalu didesak untuk memberikan respon atas terjadinya perubahan nilai dari anggotanya, beberapa perubahan yang penting seperti menurunnya loyalitas terhadap organisasi, menurunnya produktifitas dan semangat kerja pekerja.[1][1] 

Oleh karena itu sangat penting sekali bagi sebuah organisasi untuk melakukan sebuah perubahan karena adanya desakan dari berbagai faktor untuk melakukan perubahan, faktor tersebut dapat diklarifikasikan sebagai faktor internal misalkan kalau dalam dunia pendidikan, perubahan nilai kerja pegawai, pengajar tambah profesional, dan masalah proses organisasi. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan yaitu diluar kendali dari manajer, namun manajer yang cerdik selalu mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mendesak adanya perubahan dan memberikan respon yang tepat terhadap desakan tersebut.


PEMBAHASAN
 Perubahan organisasi pendidikan
            Dewasa ini sistem pendidikan nasional menghadapi berbagai tantangan yang cukup besar dan mendasar, terutama dalam konteks pembangunan masyarakat, negara dan bangsa, tantangan itu dirasakan sehubungan dengan keadaan dan permasalahan di berbagai bidang kehidupan yang secara langsung memiliki kaitan dengan sistem pendidikan nasional. Tantangan ini bersumber dari dua faktor yang saling berpengaruh, baik dari faktor luar (ekstern) maupun faktor dalam (intern). Oleh karena itu, pendidikan (organisasi pendidikan) dituntut untuk selalu melakukan perubahan dan pengembangan agar mampu merespon dan mengatasi berbagai tantangan tersebut[2][2]
Ada banyak pendapat mengenai definisi dari perubahan itu sendiri. Jeff Devidson menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, memasang sitem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, atau terjadi peristiwa yang bersifat mengganggu yang sangat signifikan.[3][3]
Sedangkan Atkinson (1987) dan Broteen (1978) menyatakan bahwa definisi perubahan adalah kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan pola prilaku individu atau institusi[4][4]
Dari kedua definisi di atas sebenarnya ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap prilaku, individual, dan prilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Sedangkan Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan maju atau hancurnya suatu Bangsa. Semua kalangan harus menyadari akan hal itu. Kewajiban untuk merubah pola pendidikan jangan hanya diserahkan kepada mentri pendidikan saja, tetapi harus dibantu oleh semua lapisan masyarakaat. Sekarang ini yang benar-benar ingin merubah pendidikan di Indonesia hanyalah segelintir orang, yang lama kelamaan tenggelam oleh banyaknya lautan ergumen yang datang menelan dan melumatkannya. Perubahan yang seharusnya dengan cepat diambil adalah.[5][5]
1. Merubah pandangan masyarakat terhadap guru.
Guru adalah faktor terpenting penentu nasib bangsa. Guru dari dahulu sampai sekarang menjadi orang yang terpinggirkan. Pandangan masyarakat terhadap keberadaan guru, guru dianggap pengasuh anak disekolah sehingga tidak jarang, ketika anak terjatuh di sekolah atau berkelahi dengan temannya, para orang tua langsung berkata “Memangnya gurunya kemana?” Siapa sih gurunya?” Jika di sekolah swasta para wali murid banyak yang langsung menemui ketua yayasan dan melaporkan kecelakaan yang dialami anaknya dan menekan ketua yayasan untuk “mengeluarkan” guru yang bersangkutan dari sekolah terkadang disertai dengan ancaman “Jika guru tersebut tidak dikeluarkan, maka saya akan membuat berita di surat kabar.” Akhirnya ketua yayasan mengeluarkan guru tersebut dari sekolah[6][6].
Belajarlah untuk menghargai guru, jika ada hal yang tidak berkenan dengan guru yang bersangkutan, bicarakan dan carilah solusinya. Bagi para pemilik yayasan, apalagi yayasan islam, janganlah memberikan tugas diluar batas kemampuan guru, tekanan yang tidak terlalu penting dihilangkan, hak mereka di bayarkan, seperti THR bulan gaji, kemampuan guru ditingkatkan, gaji dibayar tepat waktu dan perlakukanlah guru dengan santun, agar mereka juga bersikap santun kepada anak didik. Juga kepada sekolah negeri disiplin guru, pelatihan guru lebih sering dilaksanakan.

2. Seimbangkan kurilulum dengan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki manusia
 Seperti Intellegensi, Emotion dan Question. Anak-anak diajarkan mampu bekerja sama dengan yang lain, belajar saling menghormati dan menghargai dan lain-lain.
3. Kurikulum harus dirubah total dan mencontoh pola pendidikan luar negeri
 Seperti Australia, Amerika, Inggris, Mesir dan lain-lain. Mereka menyediakan sekolah dan kurikulum yang sesuai dengan bakat anak sehingga anak bisa langsung bisa mencapai cita-cita mereka, tanpa harus menghabiskan banyak uang dan banyak waktu untuk mempelajari sesuatu materi pelajaran yang bertolak belakang dengan bakatnya. Sehingga bakat anak tidak terasah dan tenggelam dalam perjalanan pendidikan yang panjang dan melelahkan.
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dari perubahan:[7][7]
  1. Menyadarkan para anggota bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan (unfreezing),
  2. Melakukan perubahan (changing),
  3. Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan (refreezing).
Tahap pertama menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perubahan. Tahapan ini melibatkan faktor manusianya. Manusia merupakan faktor kunci keberhasilan perubahan tetapi dapat pula merupakan faktor yang menyebabkan proses perubahan gagal mencapai tujuan yang telah ditentukan. Setiap perubahan memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan tersebut harus dikomunikasikan kepada anggota sehingga mereka menyadari bahwa perubahan yang hendak dilaksanakan memang merupakan sesuatu yang penting bagi organisasi

Strategi perubahan (Empirik-Rasional)
Manajer perlu memahami mengapa organisasi harus siap menghadapi perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di dalam kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan strategis adalah perubahan melakukan sesuatu yang baru. Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro.
        Perubahan inovatif adalah suatu proses yang dicirikan dengan adanya perbaikan apa yang sudah dilakukan. Perbaikan-perbaikan ini menyangkut dalam praktek pekerjaan dan proses, perubahan dalam rancangan, perakitan, distribusi produk atau perubahan dalam manejemen material. Sementara itu perubahan strategik meliputi: perubahan preferensi pelanggan, ukuran pasar, cara mendistribusi komoditi, cara mempromosi komoditi, perubahan unsur pendukung dan biaya tenaga kerja-operasional. Dalam pelaksanaannya, ada dua prosedur perubahan: (a) Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi memperbaiki efektifitas dengan mutu SDM yang terus dikembangkan; (b) Prosedur perubahan strategik yang memungkinkan organisasi merubah apa yang perusahaan lakukan dan cara melakukannya.[8][8]
Strategi Perubahan (Empirik-Rasional)[9][9]
No
Strategi Manajemen Perubahan
Asumsi
Faktor yang mempengaruhi
1.
Emperical-Rational
- Pegawai tergolong rasional dan selalu bergerak mengikuti kepentingan mereka oleh karena mereka dapat dibujuk
- Perubahan akal berhasildengan komunikasi yang jelas dan intensif  yang signifikan
-  Bila insentif tidak sebanding dengan perubahannya biasanya akan ada penolakan
- Strategi ini sangat dipengaruhi oleh besaran insentif
-  Sulit diterapkan bila insentif tidak signifikan
Strategi Perubahan (Power - Coersive)
Perubahan terdiri dari tiga tipe yang berbeda, dimana setiap tipe memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan yang berbeda pula, tiga macam perubahan tersebut adalah:[10][10]
1.      Perubahan rutin, dimana telah direncanakan dan dibangun melalui proses organisasi.
2.      Perubahan peningkatan, yang mencakup keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi.
3.      Perubahan inovatif, yang mencakup bagaimana cara organisasi memberikan pelayanannya.
Terdapat dua faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan proses perubahan, yakni: 1. Karakteristik organisasi. 2. Karakteristik dari perubahan itu sendiri. Karakteristik organisasi artinya adalah sejauh mana kesiapan organisasi itu untuk melaksanakan proses perubahan. Dalam hal ini kesiapan organisasi ditentukan oleh tiga aspek yakni kesesuian arah perubahan dengan jiwa organisasi, level dan dampak perubahan, serta ada atau tidak adanya serikat pekerja.[11][11]
Strategi Perubahan power-coercive[12][12]
No
Strategi manajemen perubahan
Asumsi
Faktor yang mempengaruhi
1
Power- coercive
-  Pegawai pada dasranya patuh dan melaksanakan apa yang diminta
-  Perubahan akan berhasil didasarkan pada pelaksanaan wewnang dan pemberlakuan sangsi
-  Strategi ini pada dasanya adalah memperkecil pilihhan
-  Berdasarkan pengalaman banyak pegawai juga merasa aman dan siap dengan startegi ini
-   Dua faktor utama yang mempengaruhi  pilihan ini adalah jangka waktu perubahan yang ada dan keseriusan ancaman dampak perubahan
-    Biasanya sense of urgency terhadap perubahan sangat tinggi karena dihadapkan dengan waktu untuk berubah yang sangat sempit
-    Bisanya bila terancam adalah birokrasi organisasi, maka biasanya mereka akan segera menyesuaikan diri dengan perubahan.
-    dalam strategi ini pemimmpin harus memiliki kepemimipnan yang kuat dan konsisten serta tepat dalam menghitung resiko, baik terhadap organisasi, pegawai maupun kepada sesama pemimpin.

Pembaharuan Diri Organisasi
Pembaharuan atau Pengembangan Organisasi, lebih dikenal dengan organization development (OD). Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana. Perubahan dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi, terus-menerus terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyarakat modern, mau tidak mau harus beradaptasi terhadap arus perubahan. Perubahan yang terjadi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu:[13][13]
    1. Perkembangan teknologi
    2. Perkembangan produk
    3. Ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan singkatnya daur hidup produk
    4. Perubahan sosial yang mempengaruhi prilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan orang.
Agar supaya dapat bertahan, organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaharuan tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses Organization development (OD). Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi, prilaku, dan harapan semua anggota organisasi, OD di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi,
Sebenarnya, pradigma dari Organizational Development (OD) menghargai pertumbuhan manusia dan organisasi, proses kerjasama dan parsitisipatif, Nilai-Nilai yang mendasari sebagian besar upaya OD yaitu:[14][14]
1). Penghragaan terhadap orang. Individu dipersepsikan sebagai bertanggung jawab, teliti, dan punya perhatian. Oleh karena itu mereka harus diperlakukan secara layak dan hormat.
2). Kepercayaan dan dukungan. Organisasi yang efektif dan sehat dicirikan oleh kepercayaan, otentisitas, keterbukaan, dan iklim yang mendukung.
3). Kesetaraan kekuasaan. Organisasi yang efektif mengurangi tekanan pada wewenang dan kendali hierarkis.
4). Konfrontasi. Masalah-masalah jangan diisembunyikan tetapi harus dihadapi secara terbuka.
5). Parsitipasi. Semakin terlibat orang akan terkena sebuah keputusan dalam pengambilan keputusan, maka akan semakin setia mereka pada pelaksanaan keputusan tersebut
Penelitian terhadap kefektifan perubahan organisasi
Etzioni mengartikan efektivitas sebagai kemampuan organisasi dalam mencari sumber dan memanfaatkan secara efisien dalam mencapai tujuan tertentu.[15][15]
Sedangkan Menurut Soekarno K. (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran alat dan lain-lain  yang telah dikeluarkan / digunakan.[16][16]
Berdasarkan kajian histories tentang perkembangan konsep keefektifan organisasi  dapat dilihat pada awalnya sekitar tahun 1950-an, dimana keefektifan diartikan secara sederhana sebagai sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Keefektifan organisasi juga dapat didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian organisasi atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Dengan demikian, pada dasarnya pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian tujuan atau hasil yang dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara bersama-sama
Konsep efektivitas dapat di pandang dari tiga perspektif, yaitu: (1) efektivitas dari perspektif individu, (2) efektivitas dari perspektif kelompok, (3) efektivitas dari perspektif organisasi. Kriteria efektivitas dapat dilihat dari berbagai segi :[17][17]
1.      Dari segi lingkup pengukurannya di kenal adanya Efektivitas Makro dan Efektivitas Mikro.
2.      Dari segi jumlah variable yang digunakan dalam pengukuran dikenal adanya efektivitas model variable tunggal dan jamak.
3.      Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya efektivitas statis dan dinamis.
4.       Dari segi tingkat generalisasinya yang dikenal adanya efektivitas terbatas dan umum.

Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi yang stabil.
Berikut ini akan diikhtisarkan terkait dengan pendekatan-pendekatan efektivitas perubahan organisasi dengan cara mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan dalam menetapkan keefektifan beserta kondisi-kondisi yang diperlukan[18][18].
PENDEKATAN
DEFINISI
BERGUNA PADA SAAT
Pencapaian tujuan
Organisasi efektif jika organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Tujuan jelas, dibatasi waktu, dan dapat diukur
Sistem
Organisasi memperoleh sumber yang dibutuhkan
Ada hubungan yang jelas antara masukan dan keluaran
Konstituensi strategis
Semua konstituensi strategis paling tidak dipenuhi
Konstituensi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap organisasi, dan organisasi harus menanggapi tuntutan-tuntutan
Nilai-nilai bersaing
Pendekatan organisasi dikeempat bidang utama sesuai dengan preferensi dan konstituen
Organisasi sendiri tidak jelas mengenai apa yang menjadi penekanannya, atau mengenahi minat dalam perubahan kriteria dalam jangka waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas yakni:
(1)   karakter organisasi
(2)   karakter lingkungan
(3)   faktor pekerja
(4)   faktor kebijakan dan praktik manajemen.

SIMPULAN
Dari semua pembahasan di atas sedikit penulis dapat menyimpulkan bahwa Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan sistem yang mengejar tujuan dimana individu-individu mengkoordinasikan usaha mereka untuk menciptakan suatu sistem hidup yang mampu mencapai tujuan bersama.
Di samping itu juga kita harus selalu berusaha membangun kemampuan adaptasi sehingga kita bisa mempertahankan tingkat keberhasilan dan keunggulan yang tinggi. dan setiap orang tentunya akan yakin bahwa orang harus beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya, jika tidak bisa beradaptasi tentunya akan mati, dengan kata lain untuk membuat organisasi lebih adaptif tentunya harus mengubah asumsi, sikap, dan budaya ( yang karakter dasarnya paling mengakar )  dan tentu saja semua prakarsa yang baik bukanlah hal yang mudah akan tetapi sekalipun sulit tentunya merupakan pekerjaan yang sedang/masih berlangsung  dibanyak Negara. 
Organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut organisasi yang juga memiliki sifat dinamis. Perubahan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari.










[19][1] Indriyo Gito Sudarmo, Nyoman Sudita, prilaku keorganisasian(yogyakarta: BPFE, 2000) hal. 288
[20][2] Abdul Aziz Wahab, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan,(Bandung: ALFABETA, 2008)
[21][3] Asri laksmi riani, budaya organisasi, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
[22][4] Ibid. Hal.52
[23][5] http://id.shvoong.com /self-publishing/2124690-perubahan-pendidikan-di-indonesia13/04/2012
[24][6] http://id.shvoong.com /self-publishing/2124690-perubahan-pendidikan-di-indonesia13/04/2012
[27][9] http://www.scribd.com/12/04/2012(Pedoman pelaksanan program manjemen perubahan peraturan mentri negara pendaya gunaan aparatur  negara dan reformasi birokrasi no 10 tahun 2011)
[28][10] Asri laksmi riani, budaya organisasi, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)hal, 56
[29][11] Asri laksmi, Op.Cit.,56.
[32][14] Sentot Imam Wahjono, perilaku organisasi.(yogyakarta:Graha Ilmu, 2010) hal, 128
[33][15] Robbins Stephen P, Jusuf Udaya,1994, Teori Organisasi:Struktur, Desain & Aplikasi, Edisi 3, Arcan, Jakarta, 1994, hal.52


Tidak ada komentar:

Posting Komentar