PENDAHULUAN
Alasan pertama mengapa sebuah organisasi itu dituntut untuk berubah karena
hal itu mutlak untuk dilakukan. apalagi dalam dunia pendidikan, siapapun yang
mempertahankan cara-cara lama maka ia tidak akan bertahan. Kemudian alasan yang
kedua karena perubahan membawa pembaharuan. Dengan mengubah diri
sendiri/organisasi, maka kita tidak akan terasing dari dunia luar sehingga
dapat membawa pembaharuan. Alasan yang terakhir adalah karena perubahan memberikan
harapan. Siapapun yang menjajikan perubahan tentu akan memberikan harapan, akan
tetapi semua belum tentu mampu mengendalikan perubahan itu sendiri.
Perubahan organisasi merupakan pergeseran organisasi dari keadaan sekarang menuju keadaan yang diinginkan. Dalam organisasi
perubahan tersebut meliputi. struktur, proses, orang, pola pikir dan budaya
kerja. Perubahan sebagaimana yang diinginkan reformasi birokrasi
bukanlah proses sederhana. Disamping itu, perubahan berpeluang memunculkan
resistensi pada individu di dalam organisasi.
Transparansi proses, komunikasi dan keterlibatan semua pihak dalam proses
perubahan akan dapat mengurangi resistensi. Organisasi, sedang dan akan terus
mengalami perubahan yang semakin cepat, walau arah perubahannya tidak mudah
untuk diprediksi, para manajer dan pembuat keputusan perlu lebih memahami
kemana angin perubahan bertiup. Karena setiap waktu hal itu bisa menentukan
hidup matinya organisasi mereka. Dengan kata lain, mereka harus mampu
menganalisa faktor-faktor pemicu perubahan organisasi.
Sebenarnya, organisasi selalu didesak untuk memberikan respon atas
terjadinya perubahan nilai dari anggotanya, beberapa perubahan yang penting
seperti menurunnya loyalitas terhadap organisasi, menurunnya produktifitas dan
semangat kerja pekerja.[1][1]
Oleh karena itu sangat penting sekali bagi sebuah organisasi untuk
melakukan sebuah perubahan karena adanya desakan dari berbagai faktor untuk
melakukan perubahan, faktor tersebut dapat diklarifikasikan sebagai faktor
internal misalkan kalau dalam dunia pendidikan, perubahan nilai kerja pegawai,
pengajar tambah profesional, dan masalah proses organisasi. Sedangkan faktor
eksternal yaitu faktor lingkungan yaitu diluar kendali dari manajer, namun
manajer yang cerdik selalu mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang
mendesak adanya perubahan dan memberikan respon yang tepat terhadap desakan
tersebut.
PEMBAHASAN
Perubahan
organisasi pendidikan
Dewasa ini sistem pendidikan nasional
menghadapi berbagai tantangan yang cukup besar dan mendasar, terutama dalam
konteks pembangunan masyarakat, negara dan bangsa, tantangan itu dirasakan
sehubungan dengan keadaan dan permasalahan di berbagai bidang kehidupan yang secara
langsung memiliki kaitan dengan sistem pendidikan nasional. Tantangan ini
bersumber dari dua faktor yang saling berpengaruh, baik dari faktor luar
(ekstern) maupun faktor dalam (intern). Oleh karena itu, pendidikan (organisasi
pendidikan) dituntut untuk selalu melakukan perubahan dan pengembangan agar
mampu merespon dan mengatasi berbagai tantangan tersebut[2][2]
Ada banyak pendapat mengenai definisi dari perubahan itu sendiri. Jeff
Devidson menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu
yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal
dengan cara baru, mengikuti jalur baru, memasang sitem baru, mengikuti
prosedur-prosedur manajemen baru, atau terjadi peristiwa yang bersifat
mengganggu yang sangat signifikan.[3][3]
Sedangkan Atkinson (1987) dan Broteen (1978) menyatakan bahwa definisi
perubahan adalah kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan pola
prilaku individu atau institusi[4][4]
Dari kedua definisi di atas sebenarnya ada empat tingkat perubahan yang
perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap prilaku, individual, dan prilaku
kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman
tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Sedangkan Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
menentukan maju atau hancurnya suatu Bangsa. Semua kalangan harus menyadari
akan hal itu. Kewajiban untuk merubah pola pendidikan jangan hanya diserahkan
kepada mentri pendidikan saja, tetapi harus dibantu oleh semua lapisan
masyarakaat. Sekarang ini yang benar-benar ingin merubah pendidikan di
Indonesia hanyalah segelintir orang, yang lama kelamaan tenggelam oleh banyaknya
lautan ergumen yang datang menelan dan melumatkannya. Perubahan yang seharusnya
dengan cepat diambil adalah.[5][5]
1.
Merubah pandangan masyarakat terhadap guru.
Guru adalah faktor terpenting penentu nasib bangsa. Guru dari dahulu sampai
sekarang menjadi orang yang terpinggirkan. Pandangan masyarakat terhadap
keberadaan guru, guru dianggap pengasuh anak disekolah sehingga tidak jarang,
ketika anak terjatuh di sekolah atau berkelahi dengan temannya, para orang tua
langsung berkata “Memangnya gurunya kemana?” Siapa sih gurunya?” Jika di
sekolah swasta para wali murid banyak yang langsung menemui ketua yayasan dan
melaporkan kecelakaan yang dialami anaknya dan menekan ketua yayasan untuk
“mengeluarkan” guru yang bersangkutan dari sekolah terkadang disertai dengan
ancaman “Jika guru tersebut tidak dikeluarkan, maka saya akan membuat berita di
surat kabar.” Akhirnya ketua yayasan mengeluarkan guru tersebut dari sekolah[6][6].
Belajarlah untuk menghargai guru, jika ada hal yang tidak berkenan dengan
guru yang bersangkutan, bicarakan dan carilah solusinya. Bagi para pemilik
yayasan, apalagi yayasan islam, janganlah memberikan tugas diluar batas
kemampuan guru, tekanan yang tidak terlalu penting dihilangkan, hak mereka di
bayarkan, seperti THR bulan gaji, kemampuan guru ditingkatkan, gaji dibayar
tepat waktu dan perlakukanlah guru dengan santun, agar mereka juga bersikap
santun kepada anak didik. Juga kepada sekolah negeri disiplin guru, pelatihan
guru lebih sering dilaksanakan.
2.
Seimbangkan kurilulum dengan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki manusia
Seperti Intellegensi, Emotion dan Question. Anak-anak diajarkan mampu
bekerja sama dengan yang lain, belajar saling menghormati dan menghargai dan
lain-lain.
3.
Kurikulum harus dirubah total dan mencontoh pola pendidikan luar negeri
Seperti Australia, Amerika, Inggris, Mesir dan lain-lain. Mereka
menyediakan sekolah dan kurikulum yang sesuai dengan bakat anak sehingga anak
bisa langsung bisa mencapai cita-cita mereka, tanpa harus menghabiskan banyak
uang dan banyak waktu untuk mempelajari sesuatu materi pelajaran yang bertolak
belakang dengan bakatnya. Sehingga bakat anak tidak terasah dan tenggelam dalam
perjalanan pendidikan yang panjang dan melelahkan.
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah dari perubahan:[7][7]
- Menyadarkan para anggota bahwa perubahan tertentu perlu dilakukan (unfreezing),
- Melakukan perubahan (changing),
- Menstabilkan situasi setelah perubahan dilaksanakan (refreezing).
Tahap pertama menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya perubahan. Tahapan ini melibatkan faktor manusianya. Manusia
merupakan faktor kunci keberhasilan perubahan tetapi dapat pula merupakan
faktor yang menyebabkan proses perubahan gagal mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Setiap perubahan memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Tujuan tersebut harus dikomunikasikan kepada anggota sehingga mereka menyadari
bahwa perubahan yang hendak dilaksanakan memang merupakan sesuatu yang penting
bagi organisasi
Manajer perlu memahami mengapa organisasi
harus siap menghadapi perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun
strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di dalam
kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan strategis adalah perubahan
melakukan sesuatu yang baru. Berdasarkan derajat kedalaman perubahan dan
metodenya maka jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi meliputi perubahan
rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro.
Perubahan inovatif adalah suatu proses yang dicirikan dengan adanya perbaikan
apa yang sudah dilakukan. Perbaikan-perbaikan ini menyangkut dalam praktek
pekerjaan dan proses, perubahan dalam rancangan, perakitan, distribusi produk
atau perubahan dalam manejemen material. Sementara itu perubahan strategik
meliputi: perubahan preferensi pelanggan, ukuran pasar, cara mendistribusi
komoditi, cara mempromosi komoditi, perubahan unsur pendukung dan biaya tenaga
kerja-operasional. Dalam pelaksanaannya, ada dua prosedur perubahan: (a)
Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi memperbaiki
efektifitas dengan mutu SDM yang terus dikembangkan; (b) Prosedur perubahan
strategik yang memungkinkan organisasi merubah apa yang perusahaan lakukan dan
cara melakukannya.[8][8]
Strategi
Perubahan (Empirik-Rasional)[9][9]
No
|
Strategi
Manajemen Perubahan
|
Asumsi
|
Faktor
yang mempengaruhi
|
1.
|
Emperical-Rational
|
- Pegawai
tergolong rasional dan selalu bergerak mengikuti kepentingan mereka oleh
karena mereka dapat dibujuk
-
Perubahan akal berhasildengan komunikasi yang jelas dan intensif yang
signifikan
-
Bila insentif tidak sebanding dengan perubahannya biasanya akan ada penolakan
|
- Strategi ini sangat dipengaruhi oleh
besaran insentif
-
Sulit diterapkan bila insentif tidak signifikan
|
Strategi
Perubahan (Power - Coersive)
Perubahan terdiri dari tiga tipe yang berbeda, dimana setiap tipe
memerlukan strategi manajemen perubahan yang berbeda pula. Tiga macam perubahan
yang berbeda pula, tiga macam perubahan tersebut adalah:[10][10]
1.
Perubahan rutin, dimana telah direncanakan
dan dibangun melalui proses organisasi.
2.
Perubahan peningkatan, yang mencakup
keuntungan atau nilai yang telah dicapai organisasi.
3.
Perubahan inovatif, yang mencakup bagaimana
cara organisasi memberikan pelayanannya.
Terdapat dua faktor kunci yang mempengaruhi
keberhasilan proses perubahan, yakni: 1. Karakteristik organisasi. 2.
Karakteristik dari perubahan itu sendiri. Karakteristik organisasi artinya
adalah sejauh mana kesiapan organisasi itu untuk melaksanakan proses perubahan.
Dalam hal ini kesiapan organisasi ditentukan oleh tiga aspek yakni kesesuian
arah perubahan dengan jiwa organisasi, level dan dampak perubahan, serta ada
atau tidak adanya serikat pekerja.[11][11]
No
|
Strategi
manajemen perubahan
|
Asumsi
|
Faktor
yang mempengaruhi
|
1
|
Power-
coercive
|
-
Pegawai pada dasranya patuh dan melaksanakan apa yang diminta
-
Perubahan akan berhasil didasarkan pada pelaksanaan wewnang dan
pemberlakuan sangsi
-
Strategi ini pada dasanya adalah memperkecil pilihhan
-
Berdasarkan pengalaman banyak pegawai juga merasa aman dan siap dengan
startegi ini
|
-
Dua faktor utama yang mempengaruhi pilihan ini adalah jangka waktu
perubahan yang ada dan keseriusan ancaman dampak perubahan
-
Biasanya sense of urgency terhadap perubahan sangat tinggi karena dihadapkan
dengan waktu untuk berubah yang sangat sempit
-
Bisanya bila terancam adalah birokrasi organisasi, maka biasanya mereka akan
segera menyesuaikan diri dengan perubahan.
-
dalam strategi ini pemimmpin harus memiliki kepemimipnan yang kuat dan
konsisten serta tepat dalam menghitung resiko, baik terhadap organisasi,
pegawai maupun kepada sesama pemimpin.
|
Pembaharuan Diri
Organisasi
Pembaharuan atau Pengembangan Organisasi, lebih dikenal dengan organization
development (OD). Pengertian pokok OD adalah perubahan yang terencana.
Perubahan dalam bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi, terus-menerus
terjadi dan mempunyai pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini.
Organisasi beserta warganya, yang membentuk masyarakat modern, mau tidak mau
harus beradaptasi terhadap arus perubahan. Perubahan yang terjadi pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu:[13][13]
- Perkembangan teknologi
- Perkembangan produk
- Ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan singkatnya daur hidup produk
- Perubahan sosial yang mempengaruhi prilaku, gaya hidup, nilai-nilai dan harapan orang.
Agar supaya dapat bertahan, organisasi harus mampu mengarahkan warganya
agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak
positif dari berbagai pembaharuan tersebut dengan pengembangan diri dan
pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam
mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses
Organization development (OD). Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi,
prilaku, dan harapan semua anggota organisasi, OD di definisikan sebagai upaya
pimpinan yang terencana dalam meningkatkan efektivitas organisasi,
Sebenarnya, pradigma dari Organizational Development (OD) menghargai
pertumbuhan manusia dan organisasi, proses kerjasama dan parsitisipatif,
Nilai-Nilai yang mendasari sebagian besar upaya OD yaitu:[14][14]
1). Penghragaan terhadap orang.
Individu dipersepsikan sebagai bertanggung jawab, teliti, dan punya perhatian.
Oleh karena itu mereka harus diperlakukan secara layak dan hormat.
2). Kepercayaan dan dukungan.
Organisasi yang efektif dan sehat dicirikan oleh kepercayaan, otentisitas,
keterbukaan, dan iklim yang mendukung.
3). Kesetaraan kekuasaan. Organisasi
yang efektif mengurangi tekanan pada wewenang dan kendali hierarkis.
4). Konfrontasi. Masalah-masalah
jangan diisembunyikan tetapi harus dihadapi secara terbuka.
5). Parsitipasi. Semakin terlibat
orang akan terkena sebuah keputusan dalam pengambilan keputusan, maka akan
semakin setia mereka pada pelaksanaan keputusan tersebut
Penelitian
terhadap kefektifan perubahan organisasi
Etzioni
mengartikan efektivitas sebagai kemampuan organisasi dalam mencari sumber dan
memanfaatkan secara efisien dalam mencapai tujuan tertentu.[15][15]
Sedangkan Menurut Soekarno K. (1986:42) efektif adalah pencapaian tujuan
atau hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu,
biaya, fikiran alat dan lain-lain yang telah dikeluarkan / digunakan.[16][16]
Berdasarkan kajian histories tentang
perkembangan konsep keefektifan organisasi dapat dilihat pada awalnya
sekitar tahun 1950-an, dimana keefektifan diartikan secara sederhana sebagai
sejauh mana sebuah organisasi mewujudkan tujuan-tujuannya. Keefektifan
organisasi juga dapat didefinisikan sebagai tingkatan pencapaian organisasi
atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Dengan demikian, pada dasarnya pengertian efektivitas yang dipentingkan
adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki. Jadi pengertian
efektivitas kinerja organisasi adalah pencapaian tujuan atau hasil yang
dilakukan dikerjakan oleh setiap individu secara bersama-sama
Konsep efektivitas dapat di pandang dari tiga perspektif, yaitu: (1)
efektivitas dari perspektif individu, (2) efektivitas dari perspektif kelompok,
(3) efektivitas dari perspektif organisasi. Kriteria efektivitas dapat dilihat
dari berbagai segi :[17][17]
1.
Dari segi lingkup pengukurannya di kenal
adanya Efektivitas Makro dan Efektivitas Mikro.
2.
Dari segi jumlah variable yang digunakan
dalam pengukuran dikenal adanya efektivitas model variable tunggal dan jamak.
3.
Dari segi waktu pengukurannya dikenal adanya
efektivitas statis dan dinamis.
4.
Dari
segi tingkat generalisasinya yang dikenal adanya efektivitas terbatas dan umum.
Keefektifan membutuhkan kesadaran dan
interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh
gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok,
lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai
kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi yang stabil.
Berikut ini akan diikhtisarkan terkait
dengan pendekatan-pendekatan efektivitas perubahan organisasi dengan cara
mengidentifikasikan apa yang dibutuhkan dalam menetapkan keefektifan beserta
kondisi-kondisi yang diperlukan[18][18].
PENDEKATAN
|
DEFINISI
|
BERGUNA PADA SAAT
|
Pencapaian tujuan
|
Organisasi efektif jika
organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
|
Tujuan jelas, dibatasi
waktu, dan dapat diukur
|
Sistem
|
Organisasi memperoleh
sumber yang dibutuhkan
|
Ada hubungan yang jelas
antara masukan dan keluaran
|
Konstituensi strategis
|
Semua konstituensi
strategis paling tidak dipenuhi
|
Konstituensi mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap organisasi, dan organisasi harus menanggapi
tuntutan-tuntutan
|
Nilai-nilai bersaing
|
Pendekatan organisasi
dikeempat bidang utama sesuai dengan preferensi dan konstituen
|
Organisasi sendiri
tidak jelas mengenai apa yang menjadi penekanannya, atau mengenahi minat
dalam perubahan kriteria dalam jangka waktu tertentu.
|
Faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas yakni:
(1) karakter organisasi
(2) karakter lingkungan
(3) faktor pekerja
(4) faktor kebijakan dan praktik manajemen.
SIMPULAN
Dari semua pembahasan di atas sedikit
penulis dapat menyimpulkan bahwa Organisasi merupakan kelompok orang yang
bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan sistem
yang mengejar tujuan dimana individu-individu mengkoordinasikan usaha mereka
untuk menciptakan suatu sistem hidup yang mampu mencapai tujuan bersama.
Di samping itu juga kita harus selalu
berusaha membangun kemampuan adaptasi sehingga kita bisa mempertahankan tingkat
keberhasilan dan keunggulan yang tinggi. dan setiap orang tentunya akan yakin
bahwa orang harus beradaptasi dengan perubahan dilingkungannya, jika tidak bisa
beradaptasi tentunya akan mati, dengan kata lain untuk membuat organisasi lebih
adaptif tentunya harus mengubah asumsi, sikap, dan budaya ( yang karakter
dasarnya paling mengakar ) dan tentu saja semua prakarsa yang baik
bukanlah hal yang mudah akan tetapi sekalipun sulit tentunya merupakan
pekerjaan yang sedang/masih berlangsung dibanyak Negara.
Organisasi merupakan bagian dari sistem
sosial yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki
sifat dinamis, selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu menuntut
organisasi yang juga memiliki sifat dinamis. Perubahan merupakan kebutuhan yang
tidak dapat dihindari.
[19][1] Indriyo Gito Sudarmo, Nyoman Sudita, prilaku keorganisasian(yogyakarta:
BPFE, 2000) hal. 288
[27][9] http://www.scribd.com/12/04/2012(Pedoman pelaksanan program manjemen perubahan peraturan mentri negara
pendaya gunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi no 10 tahun 2011)
[33][15] Robbins Stephen P, Jusuf Udaya,1994, Teori Organisasi:Struktur, Desain
& Aplikasi, Edisi 3, Arcan, Jakarta, 1994, hal.52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar