Khairul Umam*
Rosulullah SAW bersabda, ”Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu
buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Setelah kita membaca hadist
tersebut, mungkin yang terbersit dalam benak kita adalah sesuatu yang nigatif
dan harus dijauhi. Benarkah demikian? Bolehkah kita bercinta?
Hadist yang disampaikan oleh rosulullah tersebut merupakan pesan
bagi kita semua untuk berhati-hati dengan yang namanya “cinta”. Namun, bukan berarti kita harus menjauhinya. sebab
cinta adalah anugerah dari allah SWT kepada hamba-Nya.
Pada dasarnya, cinta itu boleh kepada siapapun, asalkan cintatanya
tersebut tidak melebihi cintanya kepada allah dan rosulnya, seorang laki-laki
mencintai perempuan dan perempuan mencintai laki-laki merupakan suatu hal yang
wajar dan normal. Asalkan, cintanya tersebut karena allah dan rosulnya.
Sehingga, jika landasan cinta kita karena allah dan rosul-Nya, maka
apapun yang telah ditentukan aturan dan hukum-Nya, kita harus mentaatinya. Jika sebaliknya maka
kecelakaan dan kesengsaraan yang akan kita dapatkan, sebab akan mudah
mengantarkan kita terjerumus pada
lembah-lembah kemaksiatan. Oleh karena itu penting untuk kita telaah kembali
tentang cinta. Kepada siapa kita cinta? Kemudian karena siapa kita cinta?
Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari yang namanya cinta (love)
kasih, namun kebanyak cinta disalah arti dan gunakan. ungkapan “I LOVE YOU” menjadi
aku cinta wajahmu, aku cinta kekayaanmu, aku cinta fasilitasmu, aku cinta
jabatanmu. Aku cinta uangmu, aku cinta cantik jelitamu, dll.
Laksana kisah cintanya Romeo dan Juliet yang sama-sama bunuh diri
karena tidak mau ditinggalkan oleh pasangannya. Ini berarti bahwa mereka hanya
mencintai tubuh pasangannya saja, mereka tidak mencintai jiwa pasangannya.
Mereka tidak sadar bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja.
Sehingga dampak dari salah mengartikan dan penyalah gunaan cinta
berakibat pada cinta buta, pergaulan bebas, kebebasan hubungan diluar nikah
dengan alasan asalkan suka sama suka berarti halal, sehingga realita yang ada banyak
perempuan yang hamil di luar nikah dan bahkan pada usia yang masih bisa
dibilang muda. Mereka telah melakukan
hubungan suami istri di luar nikah, dengan alasan mereka melakukannya demi
cinta. Apakah benar yang mereka katakan itu adalah cinta? Bagaimanakah
pandangan Islam terhadap cinta? Apa saja keistimewaan dan mukjizat cinta?
Cinta dalam islam?
Menurut Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Dalam kitab “Raudhah Al Mahbub
min Kalaam muharrik Al Quluub”, mengatakan : “Cinta ibarat pohon yang tumbuh
di hati. Tonggaknya adalah menghinakan diri di hadapan yang dicintai, batangnya
adalah ma’rifat kepada-Nya, sedangkan dahannya adalah rasa takut, daunnya
adalah rasa malu, buahnya adalah taat, air yang menyburkannya adalah dzikir
kepada-Nya, maka tatkala cinta kehilangan salah satu di antara hal-hal
tersebut, hilanglah sifat kesempurnaannya”
Jika semua komponen-komponen pohon tersebut menyatu dan tidak
terpisah maka akan dapat menghasilkan pohon yang kuat dan buah yang segar, begitupun
cinta jika semua komponen-komponen cinta itu menyatu maka akan dapat melahirkan
kekuatan cinta yang sangat luarbiasa.
"Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu :
wanita-wanita, anak-anak,..."( Ali-’Imran : 14)
Kemudian
rosulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang artinya: "Diberi rasa
cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan
penyejuk mataku dalam sholat" (HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi)
Jadi, Cinta adalah timbul rasa kasih
dan sayang dari lubuk hati yang paling dalam, sehingga efek dari cibta tersebut
akan terlahir sikap rela berjuang dan berkorban tanpa mengharap imbalan apapun
dan dari siapapun kecuali imbalan yang datangnya dari Allah SWT.
dimaksud kasih sayang disini dalam
Islam adalah kasih sayang yang didasari atas asas Iman dan Taqwa. Hal itu
merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati nurani, seperti halnya ia juga
merupakan kesaksian jiwa manusia yang menurut term (istilah) Islam belum akan
diakui beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
Kemudian
langkah selanjutnya kita ketahui juga adalah (The Maracle's of Love)"Mukjizat-Mukjizat Cinta" Apa saja?
Cinta itu suci dan menyucikan
Sejatinya cinta adalah sesuatu yang suci murni yang merupakan anugerah dari Allah Swt yang
dipersembahkan kepada hamba-Nya. Suatu benda dikatan suci apabila tidak
bercampur dengan barang-barang yang bisa menyebabkan ia najis. Begitupun juga
dengan cinta. Cinta akan menjadi kotor dan najis apabila terdorong oleh hawa
nafsu
Akan tetapi Cinta dikatakan suci apabila bersumber dari hati yang tulus ikhlas bukan berdasarkan pada
hal-hal yang bersifat dunia, akan tetapi Yang
terpenting dalam membina hubungan ini adalah dengan menggunakan akhlak yang
baik, ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah SWT.
Maka dengan cinta yang
tulus dan ikhlas seseorang akan terbebas dari pikiran-pikiran yang nigatif.
Sebab dengan adanya ikatan cinta yang berlandaskan atas asas iman dan taqwa
kepada allah maka akan menjadi pelindung dan prisai bagi diri seseorang.
Melahirkan kekuatan
Kekuatan
cinta akan melahirkan semangat yang luar biasa, semangat untuk mempertahankan,
menjaganya, melindunginya, memberikan yang terbaik buatnya, dan selalu
memotivasinya.
Sebagaimana tertera
pada bait puisi karya Habiburrahman El Shirazy, dalam novel, Ketika Cinta
Bertasbih, novel yang cukup fenominal, pembangun jiwa dan bestseller;
Cinta adalah kekuatan,
Yang Mampu Mengubah Duri Menjadi Mawar , Mengubah Cuka Menjadi
Anggur, Mengubah Malang Menjadi Beruntung, Mengubah Sedih,
Menjadi Riang, Mengubah Iblis Menjadi Malaikat, Mengubah
Sakit Menjadi Sehat, Mengubah Kikir Menjadi Dermawan, Mengubah
Kandang Menjadi Taman, Mengubah Penjara Jadi Istan.
Mewujudkan sifat berani
Untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan butuh
keberanian. Begitupun juga untuk mewujudkan rasa cinta kita kepada seseorang
maka butuh keberanian. berani mengungkapkan, berani bertanggungjawab dan bahkan
berani untuk menerima apa adanya bukan ada apanya.
Bukanlah dikatakan seorang pemberani jika putus asa,
kecewa, merasa tidak punya harapan hidup lagi, ketika mengetahui bahwa ungkapan
cintanya ditolak oleh seseorang. Akan tetapi dengan cinta yang sungguh-sungguh
maka akan tumbuh sifat berani. Berani berjuang, berkorban untuk mendapatkannya.
Sebab cinta butuh perjuangan dan pengorbanan.
Sebagaimana kisah cintanya Nabiyullah Yusuf as kepada
tuhannya, betapa karena dilandasi keimanan dan ketaqwaan beliau rela
dijebloskan ke penjara, karena tidak memenuhi permintaan zulaikha, ketika zulaikha
merayunya untuk bercumbu memadu kasih dengannya. Beliau tahu bahwa ajakan
zulaikha adalah ajakan syaitan yang akan menjerumuskan nabi yusuf pada jurang
yang kenistaan dan kemaksiatan.
Seseorang yang telah
merasakan jatuh cinta pasti ia akan mempersembahkan yang terbaik buat sesuatu
yang ia cintai apapun bentuknya sebab landasan mereka adalah “Allah Itu
Indah Dan Menyukai Yang Indah-Indah”.
Jika kita betul-betul cinta kepada rosulullah SAW sebagai kekasih allah, apapun
yang telah beliau contohkan maka kita harus mengikutinya, sebab rosulullah SAW
bersabda;
“Sesungguhnya orang yang
paling aku cintai di antara kalian adalah yang paling bagus akhlaqnya”.
(HR. Al-Bukhari).
Dengan demikian sahabat
sekalian, sungguh luar biasa keistimewaan cinta jika didasari atas asas iman
dan taqwa kepada Allah SWT, jadikanlah
“cinta” itu sebagai media yang dapat mengantarkan kita untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT, sebagai media penghalang dari kemaksiatan, sehingga jika kita
“cinta” karena Allah dan Rosul-Nya maka Allah dan Rosul-Nyapun mencintai kita.
*Penulis adalah mantan
presiden BEM dan anggota API, dan tinggal di http//best-umam.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar